Film terkini Ben Affleck, “Air,” menggegerkan dunia perfilman semenjak trailernya disiarkan sepanjang Super Bowl LVII. Diambil dari cerita riil, film ini ikuti usaha Sonny Vaccaro, seorang salesman Nike, yang sukses mengontrak mega-bintang bola basket Michael Jordan yang populer waktu itu.
Di film itu, Matt Damon memainkan Sonny Vaccaro yang keras kepala dan sukses hasilkan kerjasama paling besar di industri olahraga. Sementara Ben Affleck tampilkan satu diantara pendiri Nike yaitu Phil Knight yang ragu akan gagasan itu.
Dicatat oleh Alex Convery, Film Air dibuat oleh Amazon Studios dan didorong untuk mengusung cerita riil dibalik satu diantara persetujuan merk olahraga paling monumental di dunia.
Gagasan Vaccaro untuk membikin baris sepatu yang bergelut bernama Jordan menjadi spekulasi paling besar yang dulu pernah ada di industri sepatu. Gagasan ini pada akhirnya berbuah bagus untuk Nike karena menolongnya hadapi kritis di tengah tahun 80-an.
Diambil dari Collider pada Sabtu, (8/4/2023), kerja sama itu pada akhirnya mengantarkan Nike menjatuhkan Adidas dan Converse. Nike tawarkan kontrak US$500.000 atau Rp7,4 miliar (Rp14.935/US$) ke Jordan /tahun bahkan juga saat sebelum musim NBA pertama kalinya.
Persetujuan itu membayar denda US$5.000 atau Rp74 juta yang perlu dibayarkan Jordan setiap ia masuk lapangan dengan sepatu bertanda tangan. Air tampilkan Viola Davis sebagai ibu Jordan, yang mainkan peranan penting dalam mengganti keputusan Jordan untuk Nike.
Air Jordan Lahir Dari Misi Vaccaro
Saat sebelum penandatanganan iconic ini terjadi, Converse ialah sepatu favorite beberapa pemain bola basket kelas atas di NBA, dan Sonny Vaccaro ialah pria dengan beberapa jaringan di dunia bola basket.
Sebagai seorang yang umum menjadi tuan-rumah kompetisi bola basket untuk beberapa anak SMA, Vaccaro sudah merajut jalinan dekat sama beberapa pelatih pada periode itu, termasuk Dean Smith, pelatih Michael Jordan di team bola basket putra University of North Carolina Tar Heels.
untuk segera membuat Nike memberi dukungan. Seringkali, direktur marketing Nike, Rob Strasser, mengaku jaringan Vaccaro luar biasa.
Strasser sebelumnya sempat mengaryakan Vaccaro untuk membikin pelatih kenalannya memberikan referensi menggunakan sepatu Nike. Dengan penawaran imbalan sejumlah $5.000, Vaccaro pada akhirannya sukses menarik kontributor beberapa pelatih seperti magnet.
Bahkan juga, Vaccaro sebelumnya pernah sukses tampilkan pemain muda namanya Larry Bird di sampul Sports Illustrated dengan sepasang sepatu Nike. Tetapi, usahanya ini tidak dapat membawa merealisasikan misi mengenai baris sepatu khusus.
Walau demikian, misi Vaccaro dihidupkan lagi saat ia melihat seorang anak lelaki namanya Michael Jordan cetak point kemenangan untuk North Carolina. Dengan pikiran yang idealis, Vaccaro bak melihat sebuah legenda sedang dibikin.
Waktu itu, pelatih team, Dean Smith, mempunyai persetujuan dengan Converse dan team menggunakan merk itu sepanjang laga. Tetapi, opsi individu Jordan berada pada Adidas. Di lain sisi, Vaccaro ingin Jordan bergandengan tangan dengan Nike.
Vaccaro berpikiran untuk mengontrak Jordan dan membuat koleksi sepatu dengan namanya di muka beberapa eksekutif Nike. Rob Strasser juga pada akhirnya percaya dengan gagasan baru Vaccaro itu. Walau membuat taktik marketing atas baris sepatu dengan pemain yang bahkan juga namanya belum sempat dikenali orang nampaknya menyangsikan, Rob Strasser masih tetap meneruskan jalannya dan memilih untuk melangsungkan tatap muka dengan agen Jordan, David Falk.
Nike Perlu Jordan Lebih Dari Jordan Inginkan Nike
Sesudah pertama kalinya melantai di bursa Amerika di tahun 1980, saham Nike telah capai titik paling rendah dan perusahaan mencatatkan rugi di tahun 1984. Bila Nike ingin selamat, Michael Jordan ditaruhkan untuk mengganti nasibnya. Pada tatap muka di dalam kantor Falk, “Air Jordan” diwujudkan saat Rob Strasser dan pendesain inovatif Nike, Peter Moore, berjumpa untuk sesion curahan opini. Sama sesuai legenda, Falk merekomendasikan nama “Air Jordan” dan Moore secara cepat menulis simbol itu.